Description
Sebuah kumpulan puisi. Berisi makian juga nasehat atau juga tidak sama sekali. Kalau saja karya harus berdasarkan pekerjaannya, pengangguran tidak punya hak untuk berbagi buah pikirnya kepada dunia. Ya, harga dari sebuah kebebasan dan waktu untuk menulis dibayar dengan menanggalkan gelar, pekerjaan, lalu mengambil bendera yang mengundang tatapan sinis bertuliskan: pengangguran. Dia hanyalah seorang aneh yang menanggalkan semua yang dimiliki untuk mengejar apa yang dia sukai, meskipun dia tahu kadang sesuatu yang dia suka bisa saja berkhianat. Namun, itulah drama terbodoh yang selalu dia ulang dan berdalih tindakannya didasarkan rasa cinta. Dia dengan keterbatasan akalnya mencoba memaki manusia yang berbelok merusak. Dia dengan keterbatasan akalnya mencoba menasehati dunia yang sudah terlalu tua untuk mengenal indah dirinya. Dia, pengangguran yang hanya bisa berbicara melalui tulisan, seenaknya menodai keindahan puisi dengan kelancangan dan perkataan kotornya.
Prolog
