Description
-Puteri, sekarang Jakarta gerimis. Cepat sekali berubah. Kayak hati. Semoga pengertian, mau saling mengalah, saling menghargai, saling menjaga, komunikasi yang baik, dan tentu saja yang paling penting pemahaman agama yang baik menyertai rasa sayang. Biar abadi sayangnya, Tidak seperti cuaca- Segera kututup novel karya Tere Liye tersebut. Astaga, baru satu halaman yang kubuka, baru kata penghantar, belum sempat kubaca awalan babnya, tetapi untaian kalimat itu sudah lebih dulu membuatku sesak. Membuat hatiku terkoyak. kupenjamkan mataku demi mengumpulkan tekad, lantas kurapal kembali kalimat tadi. "Lyo, sekarang Solo gerimis. Cepat sekali berubah. Kayak hati. Semoga pengertian, mau saling mengalah, saling menghargai, saling menjaga, komunikasi yang baik, dan tentu saja yang paling penting pemahaman agama yang baik menyertai rasa sayang," tenggorokanku tercekat, bibirku kelu tak sanggup melanjutkan kalimat, rasanya sakit sekali. Kuembuskan napasku dengan getir, Lantas kuraih kembali tekad yang tersisa, mengumpulkannya demi beberapa patah kata yang belum terselesaikan,"biar abadi sayangnya, Tidak seperti cuaca."