Description
"Bu, jangankan deposito di bank, Celengan ayam saja saya enggak punya. Saya hanya punya mimpi dan tekad untuk mewujudkannya. Jika ibu berkenan, bolehkah saya meminta putri sulung Ibu untuk menemani saya meraih semua mimpi itu." Aku tak menyangka bisa berbicara seperti itu. Kalimat demi kalimat keluar begitu saja dari mulutku. Ceng Ho tertegun mendengarkan semua ucapanku barusan. Begitupun dengan Ibu itu yang berusaha mencerna setiap makna dari apa yang barusaja didengarnya. Sedangkan Icha, ah gadis itu bahkan tidak menampakkan dirinya sejak aku tiba dirumah ini. "Apapun jawabannya kau harus terima Cok!" itulah yang dikatakan Ceng Ho saat berdiskusi di Mesjid selepas shalat Ashar. Dan kata-katanya kini bergaung dalam pikiranku. Apakah aku akan diterima, atau Ibu itu akan mengusirku seperti yang pernah terjadi padaku dua tahun silam. Aku menunggu jawabanmu Bu!