Start Reading
Description
[Sekuel dari Panggil Aku "Mbak" Saja, bisa dibaca terpisah] Sebagai mahasiswa, Seno kerap mengalami masalah gara-gara: terlalu aktif berorganisasi, terlalu bebas bergaul, dan terlalu sering terbawa perasaan untuk ukuran seorang laki-laki. Menjelang usia 25, hidup Dipta berjalan lamban. Merampungkan skripsi hanya membawanya kepada status baru: pengangguran. Orang-orang boleh jadi memandang Rizqi sebagai menantu idaman: perhatian, pekerja keras, dan rajin beribadah. Namun, siapa yang tahu kalau ia diam-diam menangis di atas sajadah? Dan di seberang rumah, sebutlah seorang tetangga. Yang tidak sekadar kuliah, tetapi juga bekerja. Yang bukannya senang dipuja, malah minta dipanggil 'Dik' saja.
Periode I
Continue Reading on Wattpad
