Description
[ UPDATE DI HARI SABTU/MINGGU ] ⚠PERINGATAN!⚠ Terdapat adegan di atas umur dan kalimat yang mengkontaminasi pikiran! Sorry toxic🙏🏻 __________________ Muak sudah Misyand melihat senyuman di wajah orang itu. Bisa-bisanya... setelah semua perbuatan hina yang cowok itu lakukan, bisa-bisanya dia tersenyum?!! Tanpa pikir panjang Misyand menarik kerah baju cowok itu, menampar kepalanya begitu keras. Bahkan lebih terlihat seperti pukulan. "Apa-apaan Lo?!" Sulut cowok itu tak terima. "Lo yang apa-apaan?! Dasar manusia sinting! Iblis! Gak tau diri! Mati aja Lo!" Bugh! Bugh! Bugh! Tak sedikit pun Misyand biarkan lawannya memiliki kesempatan untuk menangkis pukulannya. "Mati Lo! Matiiii!!!!!" Teriakan Misyand menggelegar. Auranya benar-benar mengerikan. Posisi Misyand saat ini berada di atas tubuh cowok itu yang terkapar lemas karena leher yang tercekik kuat olehnya. Seruan dan panggilan dari teman dan kakaknya tak dihiraukan sama sekali. Gadis ini benar-benar bahaya apabila sudah di ambang batas. "Syan stop! Dia bisa mati!" "Misyand!!! Jangan jadi pembunuh!!!" Seringaian justru terpampang, "Biarin dia mati! Dia harus tanggung jawab atas perbuatannya. Darah dibalas darah, jantung dibalas jantung! Mati Lo!!' "Syan... Berhenti. Cukup Syan..." Suara ini, suara itu melemahkan kebringasan Misyand. Sebuah tangan kekar mengusap halus tangannya yang masih mencekik keras leher cowok itu. Ini menyebalkan. Misyand benci ini. Misyand benci mengakui bahwa pemilik suara itu benar-benar mampu meluluh-lantahkan dirinya. "Syan... Lihat gue. Cukup, hem?" Perlahan cekikan itu melonggar, dengan cekatan pemilik suara itu langsung menarik Misyand untuk mundur dan mendekapnya hangat. "Hikksss... Aaarrggghhghgg!!!!!" _________________ Ini kisah Misyand dan para pawangnya. Mari kita lihat, siapa pawang terampuh yang mampu meredamkan api di atas kombangan bensin? _________________ PLAGIAT??? HEMPAS SANA! HEMPAS SINI! BHAY!!!
Prolog
