Start Reading
Description
Darwis seorang yang sangat piawai menutupi kesedihannya atas diagnosa tumor pada Hana. Ia tak mau membebani Hana dengan tatapan 'kasihan' yang ia berikan. Darwis tahu bersanding dengan Hana bukan perkara lurus, bahkan setelah pernikahannya ia tak terpikir menemukan jalan untuk tetap memiliki Hana, selamanya. Menemani Hana menghitung hari Darwis seperti patah oleh harapan. Pertama ketika ia ingat bisa jadi ia kehilangan Hana, dan kedua ketika Darwis tak lagi bisa melihat Hana menari.
Prolog
Continue Reading on Wattpad