Prolog

❞𝑻𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒂𝒕𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒔𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏,❞ -𝑺𝒆𝒌𝒂𝒕 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒆𝒎𝒑𝒂𝒅𝒂𝒏.

----------------------------------

"Neira cuma punya satu, Har" ujar Denneira dengan suara lembutnya. Hara mendongak dan menatap perempuan yang duduk disampingnya dingin.

Hara bertanya tanpa ekspresi, "Satu apa?".

Gadis yang sedari tadi tak berani menatap Hara itu pun tersenyum simpul. Ia tertunduk menyiapkan diri untuk mengucapkan jawaban yang sedari dulu ingin dikatakannya pada Haraska. Denneira pun menatap Hara dengan berani. Memandang dua mata coklat gelap milik Hara dengan dalam.

Masih dengan suara lembutnya, gadis itu berujar, "Satu Haraska."

Detik itu juga, hatinya jatuh. Haraska menutup matanya. Mengalihkan pandangannya dari wajah cantik Denneira yang sudah menjadi favoritnya beberapa tahun ini. Hara menguatkan dirinya, berusaha menampar dirinya sendiri dalam pikirannya. Mengenyahkan perasaannya yang selama ini selalu kalah pada eksistensi Denneira di hatinya.

"Pergi, Nei." pinta Hara dengan nada lembut yang berhasil menarik senyum Denneira. Gadis itu pun menatap Haraska yang sedang bersembunyi dari matanya. Ia lantas berdiri hendak pergi dari sana.

"Assalamu'alaikum, Haraska." pamit Denneira.

-untuk Denneira, dari Haraska