Prolog

Ini bukan cerita tantang seorang gadis yang menikah dengan pangeran yang amat ia cintai. ini juga bukan tentang seorang istri yang bahagia bersama suaminya setelah pertengkaran yang panjang. Atau mungkin kalian mengira ini tentang cerita romantis dengan akhir yang amat bahagia? ini lebih dari kata sedih, lebih dari kata pahit. Bahkan empedu bukan apa-apa dari cerita ini. inilah cerita dengan luka yang manis bersama rindu yang tak pernah tersampaikan.

Aku tahu, aku bukan wanita yang suci seperti yang kau harapkan. Aku bahkan jauh dari kata sempurna. Dan memang, untuk menyentuh tubuhmu aku tak berhak. Dan sampai kapan pun aku akan mengerti hatimu, bahwa kau mencintai dia lebih dari siapa pun.

Kau bukan orang yang pertama menghinaku. Tapi, entah kenapa setiap kali kau menghinaku, aku benar-benar hancur. Di hina ribuan kali oleh orang lain tidak sebanding dengan hinaanmu yang hanya kau lakukan sekali. Jika boleh aku jujur, aku ingin sekali pergi darimu, tapi hatiku tak pernah bisa melakukannya.

Aku tahu bahwa perasaan tulusku tak akan pernah berarti apa-apa untukmu. Tapi aku akan tetap memahami hatimu. Tak peduli berapa kali kau menggores hatiku. Hatimu jauh lebih berharga dari hatiku. Karena aku tahu, lukamu amat besar.

Tiap malam aku mungkin menangis karena perlakuanmu padaku. Tapi hari ini aku sadar, tuhan tak akan pernah memberikan perasaanmu padaku. Dan aku akan mencoba untuk pergi, dengan hati yang tak bisa ku gambarkan kehancurannya. Hiduplah tanpa wanita suci ini, berjalan-jalanlah hingga ujung dunia tanpa wanita suci ini, dan jangan pernah memikirkan hatiku. Sebab semua orang tahu, memikirkan hatiku yang seperti ini akan membuatmu menangis. Atau kau ikut terluka