Description
Dia adalah pria yang ku gadang gadang sebagai suamiku, ku perkenalkan kepada orang orang sebagai suami masa depanku. Lucu memang, tapi aku serius saat itu. Aku serius tentang ingin menjadi satu satunya wanita beruntung yang akan mendampinginya sampai akhir. Meski aku tahu bahwa ini hampir mustahil untuk terwujud. Dan meski itu tidak terjadi, aku yakin tuhan telah menyiapkanku seseorang yang jauh lebih baik dari dia, begitupun sebaliknya tuhan telah menyiapkan seseorang yang jauh lebih baik dariku, dan kuharap wanita beruntung itu tidak akan pernah menyia nyiakan pria ini. Pria yang tela membuatku kehilangan rasa pada lelaki lain. Perpisahan adalah hal yang pasti, sesuatu yang tak dapat kau elak. Bagaimana jika suatu saat nanti perpisahan itu menghampiri kita ? Akankah aku sanggup tertawa saat kau lenyap ? Akankah aku sanggup tersenyum di saat kau hilang ? Akan kah aku, rela melihat wanita yang kelak akan menjadi pendamping mu ? Akankah aku rela melihat mu memberikan senyuman itu hanya untuk satu orang ? Atau bisakah aku merelakan mu untuk pergi ? Sungguh, rasanya aku ingin egois meminta kepada tuhan agar mempersatukan kita...