Gagal melupakan

Aku yang pernah berusaha meredam cemas saat kau harus terbaring di atas kasur dengan tubuh yang melemas. Atau bagaimana caramu menyembunyikan hal hal yang menjadi alasan resahku harus tertuju padamu. pagi itu di temanin udara dingin dan aroma uap embun yang berhambur di udara. Aku menikmati tiap tiap bait yang kita cipatakan dalam perjumpaan. Meski tanpa hadirmu rasaku tetap menjadi rasa yang sama, masih mengharap kau sebagai orang yang pernah membuatku senyum di bibirku dan getar di dadaku. Meski setelah kepergianmu selalu ada lara yang hadir dan memaksa untuk kunikmati layaknya kopi yang ku seduh sepagi ini.