Description
Ini kisahku ketika masih SMA, dimana aku masih bingung bagaimana jati diriku yang sebenarnya. Banyak keraguan namun terus diyakinkan dan menuju pencapaian. Dari gadis SMA biasa menuju gadis SMA yang tak biasa saja. setidaknya itulah yang kuinginkan. Kata orang masa SMA adalah momen yang akan paling dikenang nantinya, manjadi kisah klasik untuk masa depan, dan akan selalu dibanggakan. Tapi bagi ku tak semua pendapat itu tidak benar. Ku rasa semuanya sama saja tak ada yang berbeda dengan sebelumnya. Namun siapa sangka perasaan yang biasa saja itu bisa berubah menjadi luar biasa ketika kita mampu solid di dalam kelas aneh ini. Berbuat konyol satu sama lain hanya untuk melihat senyum sahabat. Ini kisah putih abu-abu ku dimana banyak kenangan yang tak terduga. menghampiri, pada akhirnya membantah pendapatku bahwa semua kejadian itu tidak biasa saja. Di kelas MIPA inilah keajaiban terjadi. ---- "Kita harus menggenggam tangan satu sama lain, jika ada yang terjatuh kita akan akan membuatnya bangkit, ini kelas kita ini rumah kita" ucap ketua kelas dengan lantang dan serius tapu nampak pernapasannya ngos-ngosan "Kalau gitu aku genggam tangan Nayla ya disamping kalau boleh serumah juga gak papa kan rumah kita" sahut Alfa sambil ceringai dan mengedip ke Nayla "Modusss!!!" sahut kami sekelas dengan kompak sambil tertwa Katanya anak ipa terkenal karena serius? misterius? Asal jangan saturnus karena kita di bumi, Atau terkenal pinter jelmaan albert? Tapi itu bukan tipe kelas MIPA ku. Ini kisah tentang perjuangan tak hanya sekedar angka diatas kertas namun juga mewujudkan solidaritas, kelas yang orangnya tak hanya memegang kalkulator namun juga punya humor. Ini juga kisah ku bertahan melawan sulitnya kehidupan dengan bantuan teman-teman.
Aku [prolog]
