Description
"Lambat laun, dia akan berlabuh jua. Mendekat pada tepiannya. Merapat pada dermaganya. Jika aku berhak memilih, maka kau akan jadi labuhan terakhir bagi perahu ini. Aku temukan kau dermaga benderang di antara temaram. Semoga bukan sekedar mimpi di siang bolong atau halnya menanti pelangi di malam hari. Semoga saja..." Begitulah kira-kira tulisan gadis 21 tahun itu di buku catatannya. Nissa ingin terus berlayar mengikuti arus, sesederhana air yang mengalir ke muara. Ia hanya berharap tak tersesat jauh. Sadar akan kesalahannya yang sudah terlanjur menakhodai perahu ini dengan hati bukan akal. Perasaannya mulai goyah, Apakah benar orang itu yang selama ini dia cari ? Apakah orang itu benar-benar satu rasa dengannya ? Nissa tidak ingin berkutat dengan pertanyaan-pertanyaan itu, apalagi berkeras dengan jawaban iya. Namun mereka berhasil menjadi hantu di hati dan pikirannya. Sekarang ia hanya ingin terbebas dari semua itu, menjalani hidup sebagaimana gadis normal lainnya. Sedalam apapun, rasa penasaran itu tetap tidak akan bisa membunuhnya. Sebaliknya, ia justru tidak ingin tahu jika pada akhirnya laki-laki itu memang bukan takdirnya. Sekali lagi, ia berharap segalanya mengalir ....