PROLOG

Rafennia benci dengan dirinya sendiri yang berhianat untuk selalu membenci Gefta. Ia melanggar janji hatinya yang tidak akan pernah dekat dengan Gefta atau sekedar berada dalam satu lingkup dengan cowok itu. Namun, nyatanya kini ia malah jatuh dalam pesona Gefta yang dulu selalu membuatnya kesal.

Keraguan akan perasaanya yang tak pernah terbalas membuat Rafennia semakin mencari cara untuk menjauh dari makhluk bernama Gefta Ferdinand.

"Karena nyatanya rasa datang dengan tiba-tiba dan tanpa aba-aba, dan tanpa persiapan menciptakan kita pada akhir yang saling tak menyapa, membuat kita asing untuk sekedar menatap."-Improvisasi Rasa-

Kata orang, 'Jika kita sudah tahu indahnya jatuh cinta maka kita juga akan tahu rasanya patah hati karena mereka satu paket dalam sebuah hubungan.'

Rafennia merasakan perasaan yang dia sendiri tidak tahu mendeskripsikannya karena tanpa persiapan ia merasakanya dan tanpa aba-aba pula ia harus mengalami patah hati.

Salah satu alasan baru mengapa Rafennia benci hal yang terjadi tanpa persiapan karena alasan itu dapat menjungkirbalikkan ketenangan masa SMA yang dimilikinya.