Description
Aku meminta hujan, agar aku bisa terisak. Aku meminta guntur agar aku bisa memekik. Namun, langit menikmati sedihku, ia tertawa kecil memancarkan kilau menghalau pintaku. Awan seakan menari bersama angin, hilir mudik kian kemari mengacuhkan inginku. Di sudut hati paling inti, hanya lirih tercekat di tenggorokan tanpa daya bersuara. Aku tiada sekuat itu.. Qadarullah bermain tiada Indah di setiap jalan hidupku. Allah terlalu mudah meremuk padamkam perasaanku dengan menghadirkan aku pada sebuah kenyataan yang tiada kuinginkan kehadirannya. Titik sabarku menjadi dangkal kala hujatan menjadi pemicu keremukan lahir batin terancam kehilangan kesempatan terakhir untuk bahagia. Dada menjadi kering kerontang lalu menjadi debu tersapu angin kencang seperti jiwaku hilang lenyap berkelana pada sebuah takdir yang kusebut "Qadarullah" ----- Sebagian cerita adalah kisah nyata tanpa sedikit pun plagiat tulisan orang lain. Jadi jangan sekali-kali memplagiat tulian ini karena tulisan pun memiliki undang-undang yang berhak dilindungi. Terimakasih. Selamat membaca.