Description
Belasan undangan di tangan Hanin terjatuh saat mendengar cerita gadis di depannya. Namanya Syafira, gadis yang baru Hanin kenal 5 menit lalu. Sekarang gadis itu menangis hingga sesenggukan sambil terus mengelus perutnya yang sudah mulai membesar. Tanpa sadar, bulir bening mencair di pipi Hanin. Terlebih saat tau dalam waktu bersamaan Malik menghilang! Nomornya sama sekali tidak bisa dihubungi. Hanin terduduk lemas, kaki yang sejak pagi sangat kokoh mengantarkan undangan ke sana kemari, mendadak tidak kuat lagi menopang badan mungilnya. Dadanya terasa sangat sakit, bak dicabik-cabik samurai. Sempat terbersit harap semua ini hanya karangan dari masa lalu yang iri melihat mantannya sudah bisa menemukan seseorang untuk menemani hari-hari di masa depan. Tetapi begitu melihat perubahan sikap dari laki-laki yang sempat mewarnai hari-harinya belakangan ini, Hanin dan keluarga jadi menyimpulkan jika semua berita buruk yang mereka dengar siang itu adalah berita benar.