Start Reading
Description
"Ketahuilah, bukan kamu yang memilih cinta. Namun, cintalah yang memilihmu." Begitulah yang dia katakan. Gadis berambut panjang sepunggung dengan mata lebar dan berbulu lentik. Jika dia tersenyum, maka dua lesung pipi menghias wajahnya yang tanpa polesan. Aku bertemu dengannya di bawah pohon mahoni, di seberang gedung les musik. Sebagai sama-sama pengajar di gedung itu, untuk pertama kalinya aku bertemu. Patut bersyukur oleh keputusan pimpinan yang memindahkan jadwal les musik di hari yang sama dengan les melukis. Jadi, aku bisa bertemu dengannya.
Prolog
Continue Reading on Wattpad