Description
Baginya, kehidupan dunia merupakan perjalanan yang perkaranya terus berganti. Kecuali, ada sebuah masa yang abadi. Namun, ia masih bingung akan pilihan-pilihan kepala kecilnya. Banyak lakon kejam telah dihadapinya. Sekuat apapun, ia manusia yang sama lemahnya. Langit bergelombang membawa impiannya. Di antara rumput keras yang bertepi tajam, Zyx berjalan cepat. Saban hari, dunia memuntahkan masalah. Ia tidak mau kalah. Pemikiran-pemikiran bergetar hebat dalam otaknya. Menghasilkan gambar tidak jelas, pecah dan berhamburan. Ia yakin, sebuah usaha keras akan mewujudkan segala mimpi. Ah, malaikat menghampirinya dan membisikkan alunan rindu. Kemudian berlalu, menertawai gertak hewan melata yang berlalu di pematang. Di bawah naungan pohon gamal, sungkai dan rambutan, Zyx bersimponi sendiri dengan angin-angin sendu. Kerinduan yang tidak dimengertinya semakin menjadi-jadi. Zyx bergerak menyusuri pematang, menuju rumah kayu yang berumur. Sesuatu muncul, membuatnya ingin berlari dan tidak pernah kembali. Semakin tua pilar-pilar rumah, semakin banyak pertanyaan yang muncul. Zyx bertambah penasaran. "Nek Ani, di mana ibuku?" gumamnya sembari melangkah cepat. Kepalanya pening. Ia berlari pulang, hendak menggapai rumah secepat mungkin. Tiba-tiba terhenti. Sesuatu muncul dibenaknya. Kenangan terdalam yang ingin diingatnya. Tetapi selalu tidak bisa. Ia mendongak, angin melarikan awan-awan pada langit bisu. Bukankah dunia ini indah? Semua penuh keindahan. Namun, hati Zyx bergetar hebat. Meranggas tanpa warna. Ingatannya berlalu ke empat belas tahun silam. Kejadian demi kejadian menarik pikirannya yang sekarang, surut ke masa itu.