prolog

Dinginku hanya untuk menutupi segala luka yang ada. Menutup segala celah dan tidak membiarkan siapapun masuk di kehidupan gelapku. Aku rapuh, bahkan sangat hancur. Sampai sesosok cahaya yang ku kira sebagai penyembuh datang. Ku kira ia ingin tinggal maka ku buka kan sedikit celah untuk ia masuk. Namun semua hanya perkiraan semata, ia hanya hinggap sementara untuk menambah luka yang ada. Dia pergi saat diri ini sudah bergantung padanya. Goresan luka yang ku kira akan sembuh karenanya, justru bertambah dalam seiring dengan langkahnya pergi. Diri ini sudah benar- benar mati rasa. Aku ingin pergi sekarang. Meninggalkan kehidupan yang penuh dengan kepedihan, namun takdir selalu menghalangi ku dan membiarkan luka itu bertambah setiap detiknya - Azelea Natasha Putri.