Description
Farhan berdiri sambil menundukkan kepala. Ia rasa ia paham bahwa ibunya sedang marah. Beberapa jarak dari Farhan, wanita itu mengamati putranya sambil duduk di bangku ruang tamu yang sudah reyot. Berfikir panjang yang tak berujung. Entah mengapa, setiap ia ingin memisahkan diri dengan Farhan, anak itu selalu kembali padanya. Ini bukan pertama kali ia meninggalkan Farhan di keramaian. Sekitar tiga bulan yang lalu, ia tinggalkan Farhan di pasar besar. Tak lama kemudian sepasang muda-mudi mengantarkan Farhan pulang ke rumah dalam keadaan utuh, sementara Sarah sendiri saat itu sedang mengadakan pesta kecil-kecilan atas musnahnya Farhan. Pun, saat ia meninggalkan Farhan yang masih bayi di panti asuhan. Secara tak sengaja, seorang wanita paruh baya melihat gelagatnya. Wanita itu kemudian membawa bayi Farhan pulang ke rumah lantas memberi ceramah panjang lebar pada Sarah. Saat kejadian Farhan diantar ke rumah oleh seorang polisi, sejak itulah Sarah akhirnya menyerah. Ia sadar bahwa dirinya selalu kalah pada takdir. ------- Sama halnya dengan Farhan, sejak saat itu jika ibunya mengajak ke suatu tempat, Farhan selalu merasa was-was. Kalau-kalau ibunya ingin membuangnya lagi. *** Cover image diambil dari freepik.com, dengan sedikit sentuhan CorelDrawX6.