Description
Melupakan hal-hal yang baru pertama kali di jalani merupakan yang tersulit. Mengenal dan belajar banyak hal bersama, tumbuh bersama, serta menghabiskan hari-hari bersama tentu saja menjadi kenangan yang sudah sepantasnya untuk diingat selamanya. Binarnya tertarik dengan suatu kilau yang terlampau terang, hingga akhirnya memilih untuk sama-sama bersinar walau mereka berbeda. Berupaya agar bisa terus berjalan beriringan. Namun, nyatanya sejauh apapun melangkah maju, tetaplah hanya berjalan ditempat. Tidak akan pernah bisa maju. Selain saling melepaskan dan bersinar terpisah. Sejauh manapun lintasan itu mereka lewati, kalau dari awal saja titik mulainya sudah berbeda maka tidak akan memiliki akhir yang sama. Karena adakalanya cinta tak selalu harus berdampingan atau berjalan beriringan. Binar kehilangan tujuannya untuk berkilau setelah memutuskan untuk berhenti. Hingga pada akhirnya ia menyadari bahwa selama ini suatu gelap menunggu binarnya untuk datang memberi terang kepada langitnya. -- "Gue berusaha lari sejauh mungkin saat sadar kalo perasaan ini semakin dalam. Gue takut tenggelam di dalamnya Bin. Gue ga seharusnya kayak gini. Berkali-kali gue berusaha dekat sama orang lain, tapi gue cuman tetep mau lo Bin. Sampe akhirnya gue nyerah, dan ternyata takdir bawa gue kesini. Ke Lo lagi, Binar Astara." "𝘈𝘯𝘥 𝘵𝘩𝘦𝘯, 𝘪 𝘳𝘦𝘢𝘭𝘪𝘻𝘦 𝘵𝘩𝘢𝘵 𝘸𝘦 𝘸𝘦𝘳𝘦 𝘮𝘦𝘢𝘯𝘵 𝘧𝘰𝘳 𝘦𝘢𝘤𝘩 𝘰𝘵𝘩𝘦𝘳, 𝘮𝘺 𝘥𝘦𝘢𝘳𝘦𝘴𝘵 𝘰𝘯𝘦, 𝘉𝘪𝘯𝘢𝘳 𝘈𝘴𝘵𝘢𝘳𝘢." Ucap cowok yang tengah berdiri menatapnya dengan sebuah karangan bunga anyelir berwarna merah itu.