Description
Kelana pikir senyuman lebarnya akan menyembuhkan. Tekadnya untuk tetap giat belajar, membangun koneksi baik dengan banyak orang, selalu bertingkah ceria.. Kelana pikir itu semua cukup untuk memperbaiki kerapuhan di dirinya. Menambal sebuah bidang yang terlanjur keropos, memperhalus semua yang telah terkikis. Mengembalikan semua ke titik awal, itulah yang Kelana impikan. Hanya perlu berusaha menjadi Kelana yang sebelumnya, sehingga keadaan juga kembali seperti semula. Dengan begitu, dia akan kembali menjadi Kelana yang dapat membuka pertahanan dirinya untuk bisa berada diantara banyak orang. Tapi tak semudah itu. Semakin Kelana menahan semua tekanan yang ada pada dirinya, semakin ia terhimpit di dalamnya. Sekeras apapun ia berusaha kembali membuka diri, tembok-tembok besar itu malah semakin memperkokoh bangunannya agar bisa menjadi batas mutlak antara Kelana dengan dunia luar. Lagu-lagu yang selalu menemaninya menjalani terapi tak lagi menenangkan. Nasihat Sang Dokter kini bahkan dianggapnya angin lalu, rasanya hambar dan tak berarti lagi. Ternyata, usaha Kelana tak membuahkan hasil. Senyumnya tak pernah benar-benar menyembuhkan. Hingga saat pertemuannya dengan lelaki bernama Alfataraka Putra Soeharsono, lelaki yang diciptakan sebagai gelombang otak, juga penggerak gelombang otak, bagi seorang Kelana Ataletha Diaphenia. - Since August, 2018 Until present.