Prolog

Saat ini, Dimas masih bersama dengan Anggi. Menikmati indahnya senyum Anggi, bercanda bersama.

Tetapi apa daya, Anggi harus meninggalkan Dimas sendirian, melewati indahnya masa sekolah dasar, hingga menuju masa putih abu-abu.

Tanpa di sadari, senyum yang dulunya adalah milik Dimas seorang diri, kini menjadi milik banyak orang. Dan mereka ingin memiliki senyum itu seorang diri.

Sekarang, bukan hanya Dimas dan Anggi, tetapi sekarang juga ada Dio. Ia juga ingin menjadi pemilik senyum itu.

Dimas sadar bahwa dirinya, bukanlah pemilik senyum itu. Tetapi ia berusaha agar ia dan Anggi akan selalu bersama, sepeti sepasang sepatu, walaupun banyak yang menghalanginya.