Hisranum_
"Sayang, dengerin aku dulu, please. Lihat aku sayang, tolong, tolong lihat aku, dengerin semua penjelasan aku, oke?"
Aku tidak tahu harus mendengarkan Mas Dewa atau mengikuti pikiranku yang berkelana. Aku sungguh tak tahu harus apa. Mas Dewa menangkup wajahku agar melihatnya. Aku sudah melihatnya, tapi aku tak benar benar bisa melihatnya karna air mataku sudah menghalangi sedari tadi.
Sudut mataku menangkap wanita yang duduk di atas ranjang di ujung sana. Ranjang yang biasa aku tiduri, tentu bersama Mas Dewa, suamiku. Dia cantik, masih sangat cantik atau lebih cantik dari yang kulihat beberapa tahun lalu. Dia sangat sexy, tubuhnya ideal, bahkan beberapa bagian tubuhnya menonjol dengan apik.
Lalu kupandangi tubuhku. Aku gemuk, bahkan menonjol ditempat tempat yang tak kuinginkan. Perutku lumayan buncit, lenganku besar, pahaku apalagi. Apa karna ini Mas.. tidak mungkin. Mas Dewa menikahiku dalam keadaan seperti ini.
Aku kembali menatap Mas Dewa yang sekarang ikut luruh duduk di lantai sambil memelukku erat.
"Mas.., kenapa kamu.."
"Tidak sayang, jangan bicara apapun dulu, jangan ambil kesimpulan apapun, aku akan jelasin semuanya, tolong percaya padaku, tolonggg, aku mohon sayang.."
Aku kembali diam mengikuti apa yang dikatakan oleh Mas Dewa. Diam dalam pelukannya. Mungkin Mas dewa akan menjelaskan saat isakku berhenti atau saat wanita yang sedari tadi masih duduk diujung ranjang dengan tak tahu diri itu pergi.