bahasarindu66
Hidup Aza kini bagai rumah tua yang ditinggalkan, rapuh dan dipenuhi debu kesedihan. Hari-harinya ia jalani dengan harapan yang kian menipis, memohon agar dunia suatu saat bersikap lebih lembut padanya.
Teman sejati yang ia punya hanyalah bayangan masa kecil yang tak pernah benar-benar pergi, meski tak lagi berwujud. Keyakinan itu menjadi lilin kecil yang menahan jiwanya dari gelap.
Cinta? Kata itu telah lama asing, seperti pohon berhantu di tengah hutan-ada tapi tak ingin ia dekati. Terakhir kali ia merasakannya adalah bersama lelaki penyuka senja, satu-satunya orang yang dulu membuat dunianya terasa hangat sebelum akhirnya sedingin kata asing.
Namun takdir selalu punya cerita kejam. Setelah bertahun-tahun terpisah dan akhirnya bertemu, Aza mendengar kabar bahwa Glen kini mencintai orang lain. Ia mencari kebenaran, berharap masih ada cinta yang tersisa untuknya. Tapi yang ditemukannya hanyalah kehampaan. Kini, hidup Aza tak lebih dari bayangan masa lalu tentang Glen yang pernah ada, sementara di dunia nyata, ia telah benar-benar pergi.